PATUH-Oi

Saturday, October 13, 2012

JERAT HUKUM BAGI PEMABUK YANG MENGGANGGU ORANG LAIN


JERAT HUKUM BAGI PEMABUK YANG MENGGANGGU ORANG LAIN
Pernahkah ada merasa terganggu oleh seorang atau sekelompok pemabuk, jika pernah ada baiknya mengikuti ulasan ini :
Ketentuan yang mengatur tentang gangguan yang diakibatkan oleh orang yang mabuk diatur dalam Pasal 492 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”):
Pasal 492
(1) Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau mengganggu ketertiban, atau mengancam keamanan orang lain, atau melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati-hati atau dengan mengadakan tindakan penjagaan tertentu lebih dahulu agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain, diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
(2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat satu tahun sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap karena pelanggaran yang sama, atau karena hal yang dirumuskan dalam pasal 536, dijatuhkan pidana kurungan paling lama dua minggu

R. Soesilo dalam buku KUHP serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal (hal. 322) untuk dapat mengenakan Pasal 492 KUHP harus dibuktikan bahwa:
a. Orang itu mabuk
Mabuk berlainan dengan “kentara mabuk” seperti yang juga diatur dalam Pasal 536 KUHP. Mabuk berarti kebanyakan minum minuman keras sehingga tidak dapat menguasai lagi salah satu panca indera atau anggota badannya. Sedangkan kentara mabuk berarti mabuk sekali sehingga kelihatan jelas dan menimbulkan gaduh pada sekitarnya.
b. Di tempat umum
Pengertian ditempat umum tidak saja dijalan umum, tetapi juga di tempat-tempat yang dapat dikunjungi orang banyak. Jika di rumah sendiri, tidak termasuk.
c. Merintangi lalu-lintas, mengganggu ketertiban umum, dan sebagainya.
Jika orang yang mabuk itu diam saja dirumahnya dan tidak mengganggu apa-apa, tidak dikenakan pasal ini.

Jika si Pemabuk berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain cedera akibat di Intimadasi atau di pukul atau akibat tindak kekerasan, maka orang yang bersangkutan dapat dijerat dengan pasal penganiayaan yaitu Pasal 351 KUHP atau Pasal 352 KUHP (penganiayaan ringan). Dan jika orang yang dipukul tersebut Luka berat, Patah Tulang dll yang membuat si korban terhalang  untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa secara permanen maka  yang bersangkutan dapat dijerat dengan pasal penganiayaan dengan pemberatan yaitu Pasal 351 (2) KUHP dengan ancaman pidana penjara 5 (lima) tahun.
Berkaitan dengan itu, di dalam modul Asas-Asas Hukum Pidana terbitan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI (hal. 313), dijelaskan mengenai salah satu putusan mengenai kasus tindak pidana yang dilakukan orang yang sedang mabuk yakni arrest Hoge Raad 27 Juni 1932. Dalam perkara tersebut ada seorang yang sedang mabuk memukul dada dan menendang kaki seorang polisi yang sedang bertugas. Mula-mula terdakwa diputus dan dipidana karena menganiaya polisi (Pasal 356 sub. 2 KUHP), kemudian oleh jaksa dituntut lagi mengenai mengganggu ketentraman umum dalam keadaan mabuk (Pasal 492 KUHP). Tuntutan kedua ini oleh pengadilan diterima dan terdakwa dijatuhi pidana. Terdakwa banding, dan pengadilan tinggi menyatakan ada ne bis in idem. Jaksa mengajukan kasasi ke Hoge Raad dengan mengatakan bahwa perbuatan terdakwa itu merupakan dua perbuatan dipandang dari sudut hukum pidana.

Jika melihat pada putusan Hoge Raad 27 Juni 1932 tersebut, kiranya dapat disimpulkan bahwa keadaan mabuk seseorang tidak menjadikan orang tersebut dikurangi hukumannya atau tidak dihukum. Justru orang yang mabuk dapat diancam dengan pasal-pasal KUHP lainnya jika dia melakukan tindak pidana lainnya dalam keadaan mabuk.

Jadi, tindakan menimbulkan kegaduhan atau keributan dalam keadaan mabuk termasuk tindak pidana yang diatur dalam Pasal 492 KUHP. Bila dalam keadaan mabuk tersebut ia juga melakukan tindak pidana lain, maka dapat dijerat dengan pasal-pasal KUHP lainnya.

Bahan pustaka : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(Wetboek van Strafrecht) Staatsblad Nomor 732 Tahun 1915

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.